Wednesday, January 15, 2025

Taksonomi SOLO dalam Deep Learning


Deep Learning
atau Pembelajaran Mendalam menggunakan taksonomi SOLO dan taksonomi Bloom. Taksonomi SOLO (Structure of the Observed Learning Outcome = struktur hasil belajar yang diamati) merupakan kerangka kerja yang dikembangkan oleh John Biggs dan Kelvin Collins (1982) untuk menilai dan memahami tingkat kualitas hasil belajar siswa.

Taksonomi ini berfokus pada kedalaman pemahaman siswa terhadap suatu konsep atau tugas, bukan sekadar kuantitas informasi yang diperoleh.

Menurut taksonomi SOLO, tingkat pengetahuan siswa dapat dilihat melalui tahapan prestructural (belum terstruktur), unistructural (satu struktur), multistructural (banyak struktur), relational (berhubungan), dan extended abstract (abstraksi meluas).

Pada tahap prestructural, siswa tidak memahami materi atau tugas dengan benar. Mereka cenderung memberikan jawaban yang tidak relevan atau menunjukkan bahwa mereka tidak memiliki pengetahuan yang memadai. Sebagai contoh, ketika diminta menjelaskan siklus air, siswa hanya menyebut kata-kata tanpa hubungan yang jelas, seperti hujan dan air.

Tahapan unistructural, siswa hanya dapat memahami satu aspek atau ide dari konsep yang diajarkan. Mereka dapat menjawab dengan benar, tetapi pemahamannya masih sangat terbatas. Misalnya, siswa menyebutkan bahwa hujan terjadi karena penguapan air, tetapi tidak menjelaskan proses lainnya dalam siklus air.

Tahapan ketiga adalah multistructural. Pada tahap ini, siswa dapat memahami dengan beberapa aspek dari konsep yang diajarkan, tetapi belum mampu menghubungkan aspek-aspek tersebut menjadi suatu kesatuan yang bermakna. Pemahamannya bersifat terfragmentasi. Misalnya, siswa menjelaskan bahwa siklus air melibatkan penguapan, kondensasi, dan hujan, tetapi tidak menunjukkan hubungan antara proses tersebut.

Tahapan berikutnya dari taksonomi SOLO adalah relational. Pada tahap ini, siswa dapat mengintegrasikan berbagai aspek dari konsep yang diajarkan menjadi pemahaman yang utuh. Mereka mampu menjelaskan keterkaitan di antara aspek-aspek tersebut. Misalnya, siswa menjelaskan bahwa siklus air melibatkan penguapan air dari permukaan bumi, pembentukan awan melalui kondensasi dan turunnya hujan yang mengembalikan air ke bumi, serta bagaimana proses ini berulang.

Tahapan terakhir adalah extended abstract. Siswa mampu menerapkan pemahaman mereka dalam konteks yang lebih luas atau abstrak. Mereka dapat mengeksplorasi ide baru, membuat generalisasi, atau mentransfer pengetahui ke situasi lain. Dalam hal ini, siswa menggunakan pemahamannya tentang siklus air untuk menganalisis dampak perubahan iklim terhadap pola hujan global. 

Taksonomi SOLO adalah kerangka yang digunakan untuk mengukur tingat pemahaman peserta didik melalui beberapa tingkatan hierarkis. Model ini berupaya menangkap bagaimana pemahaman berkembang dari sederhana ke kompleks. SOLO tidak hanya mengevaluasi kemampuan kognitif tetapi juga memfasilitasi pengajaran yang berpusat pada peserta didik. 

1 comments so far

terima kasih telah berbagi informasi tentang taksonomi solo.


EmoticonEmoticon