Wednesday, February 8, 2023

Inilah 4 Dokumen Wajib Yang Harus Disiapkan Guru dan Kepsek dalam Implementasi Kurikulum Merdeka


Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) membuka pendaftaran implementasi Kurikulum Merdeka untuk tahun ajaran 2023/2024. Hal ini sebagaimana diatur dalamSurat Edaran Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Nomor 0574/H.H3/SK.02.01/2023 tentang Pendaftaran Implementasi Kurikulum Merdeka Secara Mandiri Tahun Ajaran 2023/2024.

Dalam Surat Edaran Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan tersebut, disebutkan bahwa pendaftaran implementasi Kurikulum Merdeka secara mandiri berlangsung dari tanggal 6 Februari pukul 18.00 WIB sampai dengan tanggal 31 Maret 2023.

Sebelum mengimplementasikan Kurikulum Merdeka di tahun ajaran 2023/2024, ada persiapan-persiapan yang harus dilakukan terlebih dulu. Dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka di tahun ajaran 2023/2024, Bapak, Ibu guru dan kepala sekolah harus memperhatikan dokumen apa saja yang perlu dipersiapkan. Berikut ini guruberto.com bagikan 4 (empat) dokumen wajib yang harus disiapkan oleh guru dan kepala sekolah dalam implementasi Kurikulum Merdeka

1. Regulasi (Perundangan/Peraturan Negara) dan Panduan dari Kemendikbudristek
Dokumen pertama yang perlu Bapak, Ibu Guru miliki adalah kebijakan pemerintah terkait Kurikulum Merdeka. Implementasi Kurikulum Merdeka dilakukan berdasarkan kebijakan-kebijakan berikut ini :
  • Peraturan Pemerintah No. 57 Tahun 2021 tentang Standar Nasional Pendidikan.
  • Permendikbudristek No. 5 Tahun 2022 tentang Standar Kompetensi Lulusan pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah.
  • Permendikbudristek No. 7 Tahun 2022 tentang Standar Isi pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah.
  • Permendikbudristek No. 16 Tahun 2022 tentang Standar Proses pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah.
  • Permendikbudristek No. 21 Tahun 2022 tentang Standar Penilaian pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah.
  • Kepmendikbudristek No. 56 Tahun 2022 tentang Pedoman Penerapan Kurikulum dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran. Memuat tiga pilihan yang dapat digunakan di satuan pendidikan dalam rangka pemulihan pembelajaran beserta struktur Kurikulum Merdeka, aturan terkait pembelajaran dan asesmen serta beban kerja guru.
  • Keputusan Kepala BSKAP No. 008/H/KR/2022 Tahun 2022 tentang Capaian Pembelajaran pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah.
  • Keputusan Kepala BSKAP No. 009/H/KR/2022 Tahun 2022 tentang Dimensi, Elemen, dan Sub Elemen Profil Pelajar Pancasila pada Kurikulum Merdeka.
  • Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Menengah.
  • Panduan Pengembangan Kurikulum Operasional di Satuan Pendidikan.
  • Panduan Pengembangan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.

2. Dokumen Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen
Setelah memahami prinsip pembelajaran dan prinsip asesmen, Bapak, Ibu guru perlu memahami capaian pembelajaran, merumuskan tujuan pembelajaran, menyusun alur tujuan pembelajaran dari tujuan pembelajaran hingga merancang pembelajaran.

Dalam hal ini Bapak, Ibu guru perlu mempersiapkan  alur tujuan pembelajaran, rencana pelaksanaan pembelajaran atau yang sering dikenal dengan RPP, dan modul ajar. Modul Ajar disingkat MA merupakan satu perangkat ajar yang digunakan untuk merencanakan pembelajaran. Modul ajar sama seperti RPP, namun modul ajar memiliki komponen yang lebih lengkap. Apabila pendidik menggunakan modul ajar, maka ia tidak perlu membuat RPP karena komponen-komponen dalam modul ajar meliputi komponen-komponen dalam RPP atau lebih lengkap daripada RPP.

3.  Kurikulum Operasional di Satuan Pendidikan
Kurikulum operasional di satuan pendidikan memuat seluruh rencana proses belajar yang diselenggarakan di satuan pendidikan, sebagai pedoman seluruh penyelenggaraan pembelajaran. Ada enam komponen utama Kurikulum Operasional di Satuan Pendidikan yang dapat ditinjau secara berkala yakni, Karaktersitik Satuan Pendidikan; Visi, Misi, dan Tujuan; Pengorganisasian Pembelajaran; Rencana Pembelajaran; Pendampingan, Evaluasi, dan Pengembangan Profesional, serta Lampiran. 

4. Modul Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
Modul projek penguatan profil pelajar Pancasila merupakan dokumen yang berisi tujuan, langkah, media pembelajaran, dan asesmen yang dibutuhkan untuk melaksanakan projek penguatan profil pelajar Pancasila.


Bapak, Ibu guru memiliki keleluasaan untuk membuat sendiri, memilih, dan memodifikasi dokumen Kurikulum Merdeka seperti modul ajar dan modul projek yang tersedia di platform Merdeka Mengajar sesuai dengan konteks, karakteristik, serta kebutuhan peserta didik. Pemerintah menyediakan contoh-contoh modul ajar dan modul projek penguatan profil pelajar Pancasila yang dapat dijadikan inspirasi untuk satuan pendidikan.

Tuesday, December 6, 2022

Refleksi Pembelajaran dan Tindak Lanjutnya dalam Kurikulum Merdeka


Asesmen yang tidak mendapatkan umpan balik hanyalah data administratif yang kurang bermanfaat terhadap peningkatan mutu proses pembelajaran dan asesmen itu sendiri. Hasil asesmen peserta didik pada kurun waktu tertentu berguna sebagai umpan balik bagi pendidik untuk berefleksi dan melakukan evaluasi.

Berdasarkan Permendikbud Nomor 16/2022, asesmen terhadap perencanaan pembelajaran dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
  1. Refleksi diri terhadap perencanaan dan proses pembelajaran.
  2. Refleksi diri terhadap hasil asesmen yang dilakukan oleh sesama Pendidk, kepala Satuan pendidikan, dan/atau Peserta Didik.

A. Refleksi Diri
Guru perlu berefleksi terhadap perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran dan asesmen yang sudah dijalankan. Pendidik yang bersangkutan perlu berefleksi setidaknya satu kali dalam satu semester. Dalam melakukan refleksi diri terhadap proses perencanaan dan proses pembelajaran, pendidik dapat menggunakan serangkaian pertanyaan berikut untuk membantu berefleksi.
  1. Apa tujuan saya mengajar semester/tahun ini?
  2. Apa yang saya sukai dari proses pembelajaran semester/tahun ini?
  3. Aspek/hal apa dalam pengajaran dan asesmen yang berhasil?
  4. Aspek/hal apa dalam pengajaran dan asesmen yang perlu peningkatan?
  5. Apa yang perlu saya lakukan tahun ini untuk hal yang lebih baik tahun depan?
  6. Apa saja tantangan terbesar yang saya hadapi dalam semester/tahun ini?
  7. Bagaimana cara saya mengatasi tantangan-tantangan tersebut?
Pertanyaan-pertanyaan di atas dapat ditambah dan dikembangkan  sendiri tergantung kebutuhannya. Selain untuk refleksi diri, pertanyaan ini juga dapat digunakan oleh sesama rekan guru dan kepala satuan pendidikan.

B. Refleksi Sesama Rekan Guru
Penilaian oleh sesama rekan guru merupakan asesmen oleh sesama rekan guru atas perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru yang bersangkutan. Hal ini bertujuan untuk membangun budaya saling belajar, kolaborasi dan saling mendukung. Sebagaimana refleksi diri, refleksi sesama rekan guru dilakukan setidaknya satu kali dalam satu semester. Berikut ini 3 (tiga) hal yang dilakukan oleh sesama rekan guru.
  1. Berdiskusi mengenai proses perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran (dapat menggunakan atau menyesuaikan pertanyaan pada refleksi diri).
  2. Mengobservasi proses pelaksanaan pembelajaran.
  3. Berefleksi terhadap perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran.
C. Refleksi oleh Kepala Satuan Pendidikan
Asesmen oleh kepala Satuan Pendidikan bertujuan untuk :
  1. Membangun budaya reflektif, merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mendorong terjadinya refleksi atas proses pembelajaran secara konsisten dan menjadi bagian integral dari proses pembelajaran itu sendiri.
  2. Memberi umpan balik yang membangun, merupakan kegiatan yang dilakukan oleh kepala sekolah untuk memberi masukan, saran, dan keteladanan kepada guru untuk peningkatan mutu pembelajaran.
Kepala Satuan Pendidikan dapat memfasilitasi guru dalam proses refleksi. Dengan berdiskusi tentang apa yang perlu dilakukan sekolah untuk membantu proses pembelajaran. Kepala Satuan Pendidikan dapat juga memberikan pertanyaan-pertanyaan pemantik untuk peningkatan mutu pembelajaran dan asesmen. Selain itu, kepala Satuan Pendidikan dapat secara acak untuk mengobersvasi proses pembelajaran di dalam kelas.

 Ketika Pengawas datnang ke sekolah, diharapkan dapat mendampingi guru dalam berefleksi. Refleksi ini bisa dalam bentuk refleksi dialogis dan bersifat non judgmental. Dengan kata lain, guru diajak berdialog dan berpikir terbuka namun tanpa harus menghakimi atau menyalahkan. Dalam proses refleksi, pengawas tidak dianjurkan meminta laporan administrasi yang membebani guru.

D. Reflesi oleh Peserta Didik
Asesmen oleh peserta didik bertujuan untuk:
  1. Membangun kemandirian dan tanggubng jawab dalam proses pembelajaran dan kesehariaan.
  2. Membangun budaya transparansi, objektivitas, saling menghargai, dan mengapresiasi keragaman pendapat dalam menilai proses pembelajaran.
  3. Membangun suasana pembelajaran yang partisipatif untuk memberi umpan balik kepada guru dan peserta didik.
  4. Melatih peserta didik untuk bernalar kritis.
Dalam pelaksanaan guru dapat membuat kuesioner sebagai bahan informasi mengenai evaluasi perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran. Kegiatan refleksi ini setidaknya dilakukan satu kali dalam satu semester.

Setelah guru melakukan refleksi dan mendapatkan masukan dari sesama rekan guru, kepala Satuan Pendidikna, Pengawas, dan peserta didik; guru kemudian menyusun rencana perbaikan-perbaikan mutu pembelajaran. Dengan demikian, guru akan terus meningkatkan mutu pengajaran yang bermuara pada mutu peserta didik. 

Monday, December 5, 2022

Tips dan Contoh Catatan Wali Kelas Pada Rapor


Catatan Wali Kelas dapat didefenisikan sebagai penyataan yang diberikan oleh wali kelas kepada murid sebagai upaya penyemangat belajar. Catatan ini dimuat dalam Laporan Hasil Belajar Peserta Didik atau rapor di akhir semester.
 
Fungsi Catatan Wali Kelas
Seperti yang telah dijelaskan pada pembahasan sebelumnya bahwa catatan wali kelas sebagai penyemangat belajar bagi peserta didik sehingga peserta didik terdorong untuk melakukan perbuatan belajar. Melaui catatan tersebut, orangtua juga dapat mengetahui hasil belajar anaknya selama pembelajaran satu semester dan/atau satau tahun pembelajaran. 

Tips Menulis Catatan Wali Kelas
Sebelum mengisi kolom 'Catatan Wali Kelas', Bapak, Ibu Guru simak tips berikut ini.
  1. Sebagai wali kelas, Bapak, Ibu Guru tentu mengetahui kelebihan peserta didik dan tidak gengsi mengakuinya. Kelebihan di sini bukan semata-mata tentang prestasi saja tetapi cenderung ke sifatnya dalam keseharian. 
  2. Memberikan pujian bagi kelebihan atau karakter positif peserta didik dan tidak melulu membicarakan kekurangan peserta didik.
  3. Berikan catatan dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami dengan kalimat positif dan santun

Contoh Catatan Wali Kelas
Kita tidak bisa menafikan bahwa tugas wali kelas paling mumet sebenarnya adalah saat mengisi nilai rapor khususnya saat mengisi kolom 'Catatan Wali Kelas'. Tak sedikit sedikit pula wali kelas mengisinya dengan simpel seperti, 'Tingkatkan belajarmu', 'Pertahankan prestasimu', 'Dan lain-lain'.

Berikut ini guruberto.com  bagikan contoh catatan wali kelas yang berisi tentang kelebihan peserta didik. Misal:

'Kamu anak yang cerdas, punya keingintahuan yang luar biasa, jika kamu bisa memanfaatkannya dsengan baik suatu hari kelak kamu akan menjadi pribadi yang sukses.'

'Kamu anak yang aktif, suka hal-hal yang baru dan tidak pernah bisa diam itu menunjukkan kamu anak anak yang energik.' (Ini contoh deskripsi untuk peserta didik yang selalu ribut dan suka berkeliaran di kelas).

'Kamu anak yang sopan, baik dan pandai menjaga perasaan teman terutama guru.' (Catatan untuk anak yang pediam)

'Kamu anak paling rapi dan bersih. Bapak dan teman-temanmu sangat menyukaimu karena hal itu.'

Tidak sulit menuliskan kelebihan setiap peserta didik sebab setiap peserta didik memang punya kelebihan masing-masing, sebandel-bandelnya peserta didik kita, kalau kita mau jujur pasti memiliki kelebihan.

Sebagai contoh, Bapak, Ibu Guru mengajar anak didik perempuan yang omongannya kasar, hampir tiap hari melawan guru, jarang hadir, suka bolos, dan jangan tanya soal kemampuan belajarnya. Hasilnya hampir nol. Pokoknya hampir sulit mengungkapkan apa kelebihannya. Mungkin satu-satunya hanya ia terlihat cantik. Mirip Acha Septriasa. Lalu kita bisa tulis:

'Kamu anak yang cantik. Mirip artis Acha Septriasa. Bapak sangat mengidolakannya. Semoga Bapak pun bisa mengidolakannmu sebagi murid yang mampu berhasil seperti Acha di suatu hari kelak.

Sebagian isi tulisan ini disarikan dari postingan akun facebook Rina April Melina yang berjudul IBU GURU, AKU BUTUH PENGAKUAN

Contoh Narasi Laporan Pencapaian Perkembangan Anak (LPPA) Atau Rapor PAUD Kurikulum Merdeka dan K-13


Pelaporan adalah kegiatan mengkomunikasikan hasil penilaian tentang tingkat pencapaian perkembangan anak baik secara psikis maupun fisik yang dilakukan secara berkala oleh pendidik. Apabila terdapat pertumbuhan dan perkembangan yang tidak biasa pendidik dapat berkonsultasi ke ahli yang relevan. 

Pelaporan hasil penilaian berupa deskripsi capaian perkembangan anak, yang berisi tentang keistimewaan anak, kemajuan dan keberhasilan anak dalam belajar, serta hal-hal penting yang ememlukan perhatian dalam pengembangan diri anak selanjutnya. 

Hasil penilaian dalam bentuk laporan tertulis dapat disampaikan kepada orangtua sekali dalam satu semester, namun demikian, apabila hal-hal yang sangat mendesak dan penting untuk dilaporkan, maka dapat segera dilakukan tanpa menunggu kurun waktu satu semester. Laporan hasil penilaian perkembangan anak dapat dilakukan secara lisan dan tertulis.

Laporan Lisan
Laporan lisan dapat dilakukan kapan saja, sesuai dengan kebutuhan, dan biasanya terkait dengan perkembangan penting dan mendesak harus segera diketahui oleh orang tua. 

Laporan Tertulis
Laporan tertulis biasanya dilakukan sekali dalam semester, dan dalam bentuk deskriptif atau naratif. Hal-hal yang dilaporkan terkait dengan capaian perkembangan setiap kompetensi dasar menurut aspek perkembangan anak yang mencakup 
  • nilai agama dan moral, fisik motorik, kognitif, bahasa, sosial emosional dan seni (Kurikulum 2013)
  • nilai agama dan moral, nilai Pancasila, fisik motorik, kognitif, bahasa, dan sosial emosional  (Kurikulum Merdeka)

Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam penyampaian laporan secara tertulis antara lain:
1. Penggunaan bahasa yang santun
Laporan Pencapaian Perkembangan Anak (LPPA) sering disebut dengan istilah Rapor PAUD yang ditulis pendidik hendaklah mengggunakan bahasa yang mudah dipahami dengan kalimat positif dan santun.
2. Menyampaian kekuatan dan keunggulan anak
Kekuatan menggambarkan perkembangan yang telah tercapai/dikuasi dengan baik oleh angka, baik secara umum/normal, secara khusus/spesifik, maupun secara istimewa. Contoh bahasa narasi positif:
  • Wulan sudah dapat ...
  • Ananda Wulan sudah dapat ...
  • Wulan telah belajar tentang  ... dan melakukannya dengan  ...
  • Wulan menunjukkan perkembangan yang menggembirakan dalam ... Misal : dapat merespon saat dipanggil namanya; dapat memotong kertas dengan gunting; dapat memasangkan benda berdasar warna dan ukuran; melempar bola lebih dari 3 meter; duduk dikursi dengan manis; dapat membuka halaman buku dengan baik; dan mengidentifikasi bentuk-bentuk geometri, segitiga, dan persegi.
3. Apabila terdapat kometensi dasar yang belum tercapai, maka disampaikan dalam bentuk rekomendasi, yang bersifat operasional dan dapat dilaksanakan oleh orangtua
Rekomendasi berupa saran (anjuran) untuk meningkatkan atau mengubah perilaku yang belum tercapai, baik secara umum maupun spesifik. Misal:
  • Sebaiknya di rumah ananda sering diajak berbicara ...
  • Untuk lebih meningkatkan minat membaca, sebaiknya di rumah disediakan beberapa buku yang menarik bagi anak-anak.
  • Untuk meningkatkan kemampuan merapikan benda, sebaiknya di rumah anak sering diingatkan untuk  menyimpan kembali benda atau barang pada tempatnya.
  • Pada semester mendatang, kami akan terus membimbing anada dalam ....
4. Penyampaian laporan tertulis hendaknya juga diikuti dengan penyampaian secara lisan kepada orangtua

Adapun konstruksi Laporan Pencapaian Perkembangan Anak (LPPA) yang sering disebut Rapor PAUD secara naratif  dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Kosntruksi Penyajian LPA Secara Naratif


Friday, July 15, 2022

Contoh Format Daftar Nilai Kurikulum Merdeka Untuk SD, SMP, SMA, dan SMK


Pengolahan hasil asesmen dilakukan dengan  menganalisis secara kuantitatif dan/atau kualitatif terhadap hasil asesmen. Hasil asesmen untuk setiap Tujuan Pembelajaran melalui data kualitatif (hasil amatan atau rubrik) maupun data kuantitatif (berupa angka). Data-data ini diperoleh dengan membandingkan pencapaian hasil belajar peserta didik dengan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran, baik pada capaian pembelajaran di akhir fase, maupun tujuan-tujuan pembelajaran turunannya. 

Asemen sumatif dilaksanakan secara periodik setiap selesai satu atau lebih tujuan pembelajaran. Hasil asesmen perlu diolah menjadi capaian dari tujuan pembelajaran setiap peserta didik. Pendidik dapat menggunakan data kualitatif sebagai hasil asesmen tujuan pembelajaran peserta didik. Namun, dapat juga menggunakan data kuantitatif dan mendeskripsikannya secara kualitatif. Pendidik diberi keluluasaan untuk mengolah data kuantitatif, baik secara rerata maupun proporsional.

Mengolah Capaian Tujuan Pembelajaran Menjadi Nilai Akhir

Capaian tujuan pembelajaran peserta didik menjadi bahan yang diolah menjadi nilai akhir mata pelajaran dalam kurun waktu pelaporan (biasanya satu semester). Untuk mendapatkan nilai akhir mata pelajaran tersebut, data kuantitatif langsung diolah, sedangkan untuk deskripsi, pendidik dapat memberikan penjelasan mengenai kompetensi yang sudah dikuasai peserta didik, mana kompetensi yang belum dikuasai, dan dapat ditambahkan tindak lanjut secara ringkas bila ada.

Penting untuk diperhatikan bahwa pendidik tidak mencampur perhitungan dari hasil asesmen formatif dan sumatif karena asesmen formatif dan sumatif memiliki fungsi yang berbeda. Asesmen formatif bertujuan untuk memberikan umpan balik pada proses sehingga asesmen formatif bukan menjadi penentu atau pembagi nilai akhir. 

Dalam mengolah dan menentukan hasil akhir asesmen sumatif, pendidik perlu membagi asesmennya ke dalam beberapa kegiatan asesmen sumatif agar peserta didik dapat menyelesaikan asesmen sumatifnya dalam kondisi optimal (tidak terburu-buru atau tidak terlalu padat). Untuk situasi ini, nilai akhir merupakan gabungan dari beberapa kegiatan asesmen tersebut. 

Untuk meringkas pengolahan nilai rapor berupa data kuantitatif biasanya pendidik membuat daftar nilai. Nah, berikut ini guruberto.com bagikan contoh format daftar nilai Kurikulum Merdeka untuk SD, SMP, SMA, dan SMK.


Catatan:
  • TP adalah singkatan dari Tujuan Pembelajaran
  • Sumatif 1, sumatif 2, sumatif 3, sumatif 4, ..., sumatif n merupakan data sumatif pada akhir lingkup materi
  • Nilai rapor diperoleh dari Nilai akhir sumatif lingkup materi dan sumatif akhir semester
  • Pembobotan dalam penghitungan nilai rapor ditetapkan oleh satuan pendidikan

Thursday, July 14, 2022

Memahami P5 dalam Kurikulum Merdeka


Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila disingkat P5 dalam Kurikulum Merdeka adalah pembelajaran lintas disiplin ilmu dalam mengamati dan memikirkan solusi terhadap permasalahan lingkungan sekitar untuk menguatkan berbagai kompetensi dalam Profil Pelajar Pancasila

Berdasarkan Kemendikbudristek No.56/M/2022, projek penguatan profil pelajar Pancasila, merupakan
  • Kegiatan kokurikuler berbasis projek 
  • Dirancang untuk menguatkan upaya pencapaian kompetensi dan karakter sesuai dengan profil pelajar Pancasila
  • Pelaksanaanya dilakukan secara fleksibel, dari segi muatan, kegiatan, dan waktu pelaksanaan.
  • Dirancang terpisah dari intrakurikulwer (Tujuan, muatan, dan kagiatan pembelajaran projek profil tidak harus dikaitkan dengan tujuan dan materi pelajaran intrakurikuler)
  • Satuan pendidikan dapat melibatkan masyarakat dan/atau dunia kerja untuk merancang dan menyelenggarakan projek penguatan profil pelajar Pancasila.
Pendidik dapat tetap melaksanakan pembelajaran berbasis projek di kegiatan mata pelajaran (intrakurikuler). Pembelajaran berbasis projek di intrakurikuler bertujuan mencapai Capaian Pembelajaran (CP), sementara projek penguatan profil pelajar Pancasila bertujuan mencapai kompetensi profil pelajar Pancasila.

Identifkasi awal kesiapan satuan pendidikan dalam menjalankan projek penguatan profil pelajar Pancasila didasarkan pada kemampuan satuan pendidikan dalam menerapkan pembelajaran berbasis projek (project based learning). Pembelajaran berbasis projek adalah pendekatan kelas yang dinamis di mana peserta didik secara aktif mengeksplorasi masalah dan tantangan dunia nyata untuk memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam (Edutopia).

 
Pembelajaran berbasis projek bukan hanya kegiatan kegiatan membuat produk atau karya, namun kegiatan yang mendasarkan seluruh rangkaian aktivitasnya pada sebuah persoalan yang kontekstual. Oleh karenanya, pembelajaran berbasis projek biasanya mencakup  beragam aktivitas yang tidak bisa dilakukan dalam jangka waktu yang pendek.

Tema Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
Kemendikbudristek menentukan tema untuk setiap projek profil yang diimplementasikan di satuan pendidikan. Dimulai pada tahun ajaran 2021/2022, terdapat empat tema untuk jenjang PAUD dan delapan tema untuk SD - SMK dan sederajat yang dikembangkan berdasarkan isu prioritas dalam Peta Jalan Pendidikan Nasional 2020-2035, Suistenable Development Goals, dan dokumen lain yang relevan. 

Tema-tema utama projek penguatan profil pelajar Pancasila yang dapat dipilih oleh satuan PAUD adalah sebagai berikut:
  • Aku Sayang Bumi "Gaya Hidup Berkelanjutan", contoh kontekstualisasi tema: eksplorasi penyebab banjir di sekitar, membuat dan menghias tempat samp[ah dari barang bekas, dan membuat karya seni dari bahan alam.
  • Aku Cinta Indonesia "Kearifan Lokal", contoh kontekstualisasi tema: eksplorasi budaya nuasantara dengan kunjungan ke museum budaya setempat.
  • Kita Semua Bersaudara "Bhinneka Tunggal Ika", contoh kontekstualisasi tema: membuat "minggu bertukar bekal" di mana peserta didik membawa bekal, menceritakan dan menghargai makanan yang biasa dimakan di rumah masing-masing.
  • Imajinasi dan Kreativitasku "Rekayasa dan Teknologi", contoh kontektualisasi tema: eksplorasi cara membuat kendaraan bersayap lalu bermain perang dengan terbang dengan kendaraan tersebut. 
Tema Projek Profil SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK dan sederajat
Tema-tema utama projek penguatan profil pelajar Pancasila yang dapat dipilih oleh satuan pendidikan adalah sebagai berikut:
1. Gaya Hidup Berkelanjutan
Contoh kontekstualisasi tema:
  • Jakarta: situasi banjir
  • Kalimantan : hutan sebagai paru-paru dunia
  • Daerah pedesaan: pemanfaatn sampah organik
2. Kearifan Lokasl
Contoh kontekstualisasi tema:
  • Jawa Barat: sistem masyarakat di Kampung Naga
  • Papua: sistem masyarakat di Lembah Baliem
  • SMK tata kecantikan: eksplorasi seni pranata acara adat Jawa
3. Bhinneka Tunggal Ika
Contoh eksplorasi tema: menangkap isu-sisu atau masalah keberagaman di lingkungan sekitardan mengeksplorasi pemecahannya

4. Bangunlah Jiwa dan Raganya
Contoh kontekstualisasi tema: mencari solusi untuk masalah cyber bullying yang marak di kalangan remaja. Jenjang SMPLB/SMALB: pengembangan kemandirian dalam merawat diri dan menjaga kesehatan. 

5. Suara Demokrasi
Contoh kontekstualisasi tema: sistem musyawarah yang dilakukan masyarakat adat tertentu untuk memilih kepala desa.

6. Rekayasa dan Teknologi
Contoh kontekstualisasi tema: membuat desain inovatif sederhana yang menerapkan teknologi untuk menjawab permasalah di sekita satuan pendidikan.

7. Kewirausahaan
Contoh kontekstualisasi tema: membuat produk dengan konten lokal yang memiliki daya jual.

8. Keberkerjaan
Contoh kontekstualisasi tema:
  • Lampung: eksplorasi pengembangan serat tekstil dari limbah daun nanas
  • Kawasan industri sekitar Jakarta: budidaya dan pengolahan tanaman lokal Betawi

Dalam 1 tahun ajaran, peserta didik mengikuti projek penguatan profil pelajar Pancasila yang dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
  • PAUD, 1 s.d.2 projek profil dengan tema yang berbeda
  • SD, 2 s.d.3 projek profil dengan tema yang berbeda
  • SMP, 3 s.d.4 projek profil dengan tema yang berbeda
  • SMA kelas X, 3 s.d.4 projek profil dengan tema yang berbeda
  • SMA kelas XI dan XII, 2 s.d.3 projek profil dengan tema yang berbeda
  • SMK kelas X, 3 projek profil dengan 2 tema pilihan dan 1 tema Kebekerjaan
  • SMK kelas XI, 2 projek profil dengan 1 tema pilihan dan 1 tema Kebekrejaan
  • SMK kelas XI, 1 projek profil dengan  tema Kebekerjaan
  • SPK, 2 s.d.3 projek profil dengan tema yang berbeda

Menyusun Modul Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
Modul projek penguatan profil pelajar Panacsila merupakan dokumen yang berisi tujuan, langkah, media pembelajaran, dan asesmen yang dibutuhkan untuk melaksanakan projek penguatan profil pelajar Pancasila. 

Pendidik memmiliki keleluasaan untuk membuat sendiri, memilih, memodifikasi modul projek profil yang tersedia sesuai dengan konteks, karaktereistik, serta kebutuhan peserta didik. Pemerintah juga menyediakan beraga contoh modul projek profil dari berbagai fase dan tema yang berbeda untuk membantu pendidik yang membutuhkan referensi atau inspirasi dalam perenacanaan projek profil. Referensi yang diperlukan tersedia di Platform Merdeka Mengajar

Modul projek profil dilengkapi dengan komponen yang menjadi dasar dalam proses penyusunannya serta dibutuhkan untuk keelngkapan pelaksanaan pembelajaran. Modul projek profil pada dasarnya memiliki komponen sebagai beriku:
1. Profil Modul
  • Tema dan topik atau judul modul
  • Fase atau jenjang sasaran
  • Durasi kegiatan
2. Tujuan
  • Pemetaan dimensi, elemen, sub elemen Profil Pelajar Pancasila yang menjadi tujuan projek profil
  • Rubrik pencapaian berisi rumusan kompetensi yang sesuai dengan fase peserta didik (Untuk Pendidikan Dasar dan Menengah)
3. Aktivitas
  • Alur aktivitas projek profil secara umum
  • Penjelasan detail tahapan kegiatan dan asesmennya
4. Asesmen, instrumen pengolahan hasil asesmen untuk menyimpulkan pencapaian projek profil. 

Wednesday, July 13, 2022

Memahami Kemerdekaan dalam Kurikulum Merdeka


Kurikulum Merdeka, apa dan siapa yang merdeka? Ada 2 (dua) konsep kunci dalam Kurikulum Merdeka, pertama merdeka belajar untuk peserta didik. Kedua, merdeka mengajar untuk para pendidik. 

Konsep Merdeka Mengajar dicetuskan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Ini merupakan gagasan Ki Hadjar Dewantara, yaitu gagasan pendidikan yang didasarkan pada asas kemerdekaan. 

Mari kita menilik konsep Merdeka Belajar menurut Ki Hadjar Dewantara, kemerdekaan dalam pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara bermakna tidak hidup terperintah, berdiri tegak karena kekuatan sendiri dan cakap mengatur hidupnya dengan tertib.

Merdeka Belajar
Merdeka Belajar bukan berarti merdeka dari belajar, bebas belajar atau tidak, dan bebas mengerjakan tugas atau tidak. Merdeka Belajar bermakna: 
  1. Belajar perlu melibatkan siswa dalam menentukan tujuan,
  2. Memberi pilihan cara dan 
  3. Melakukan refleksi terhadap proses dan hasil belajar siswa.
Merdeka Belajar menekankan bahwa kendali belajar sejatinya bukan lagi pada pendidik tetapi pada peserta didik itu sendiri. Belajar itu milik peserta didik dan pendidik sepatutnya melibatkan peserta didik dalam mengatur jalannya proses pembelajaran. 

Ki Hadjar Dewantara juga menjelaskan tujuan pendidikan adalah menuntun segala kodrat yang ada pada anak, agar mereka mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setingi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Oleh karena itu, seorang pendidik hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kodrat yang ada pada diri anak-anak agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya). Singkat kata, pendidik berperan untuk menggali, menunyun, serta mengembangkan bakat dan minat peserta didik, bukan mengubah apa yang peserta didik minati. 

Layaknya bunga, setiap bunga adalah indah. Teratai pada media air, mawar di cuaca panas dan kaktus di daerah kering. Berikanlah media dan pupuk yang sesuai kemudian tanam dan rawatlah. Kelak mereka akan tumbuh dan berkembang istimewa dengan ciri khas dan keunikannya masing-masing.

Pendidik harus mengenali karakteristik anak didiknya. Bahwa setiap anak memiliki kebutuhan belajar yang berbeda. Maka mereka harus diperlakukan secara berbeda pula.

Merdeka Mengajar
Merdeka Mengajar bukan berarti pendidik diberi kebebasan dalam proses pembelajaran. Akan tetapi sekolah, pendidik, dan peserta didik memiliki kebebasan dalam berinovasi dan bertindak dalam proses pembelajaran. Ini berarti proses pembelajaran tidak bersifat monoton dan pendidik mempunyai kebebasan melakukan berbagai variasi dalam proses pembelajaran. 

Dalam Merdeka Mengajar, pendidik tidak hanya mengajar tetapi melakukan refleksi untuk mengukur sejauh mana capaian pembelajarannya, apakah relatif tercapai atau tidak. 

Refleksi menjadi bagian proses pembelajaran yang terus menerus (continous learning) bagi pendidik. Dengan melakukan refleksi, pendidik dapat melihat permasalahan, situasi, dan kondisi pembelajaran dari berbagai perspektif sehingga dapat melakukan inovasi-inovasi kecil yang bermanfata dalam upaya mencerahkan proses pembelajaran. 

Artikel ini merupakan Aksi Nyata: Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar dalam Pelatihan Mandiri di Platform Merdeka Mengajar