Friday, August 6, 2021

Contoh Resensi Buku Pendidikan Yang Membebaskan

Tags

Resensi Buku Pendidikan yang Membebaskan

Istilah resensi berasal dari bahasa Latin yaitu revidere atau resencere yang berarti melihat kembali, menimbang atau menilai. Biasanya resensi merupakan salah satu bentuk artikel yang khusus membahas suatu isi buku. Resensi buku sering disebut sebagai tinjauan buku, timbangan buku, bedah buku maupaun pembicaraan dari buku. Resensi buku dapat ditemui di terbitan harian seperti koran, yang biasanya hanya dimuat pada hari tertentu.

Pada postingan kali ini Guru Berto akan berbagi tentang contoh resensi buku pendidikan yang berjudul Pendidikan yang Membebaskan. Selamat membaca. Semoga bermanfaat.

Konsep Pendidikan yang Membebaskan berdasar teori Pendidikan
Radikal Paulo Freire

Judul buku : Pendidikan yang membebaskan 
Nama penulis : Akhmad Muhaimin Azzet
Penerbit & Tahun terbit : AR-RUZZ MEDIA Jogjakarta/2011
Jumlah halaman : 100 halaman
Cover buku : (Terlampir)

Buku yang diterbitkan di tahun 2011 ini ditulis oleh Akmad Muhaimin Azzet, seorang penulis produktif bertema pendidikan. Buku ini diterbitkan oleh Ar-Ruzz Media Jogjakarta. Buku yang ditulis dalam format buku berukuran 14 cm x 21 cm ini layak dikategorikan sebagai buku yang inspiratif dan dapat menginspirasi bagi siapa saja yang bersinggungan langusng denga dunia pendidikan seperti, guru dan doses, mahasiswa dan pelajar, bahkan orangtua. Tidak hanya itu, muatan-muatan teori pendidikan radikal yang dilandasi pada pemikiran Paulo Freire, yang ditulis secara lugas dalam buku ini diharapkan mampu membuka mata pembacanya tentang kondisi pendidikan saat ini dan bagaimana seharusnya pendidikan menurut pandangan Paulo Freire. Buku ini sangat cocok untuk aktivis pendidikan alternatif yang memiliki pemahaman yang sama bahawa pendidikan di Indonesia itu seharusnya membebaskan.

Buku ini memuat penjelasan tentang beberapa kekeliruan sistem pendidikan yang sudah dianggap lumrah sampai saat ini, dengan memberikan gambaran bagaimana pendidikan yang seharusnya, yang dikenal dengan pendidikan yang membebaskan. Sederet fakta-fakta menarik bahkan mencegangkan dikemas degan bahasa yang renyah dan mudah dimengerti oleh pembacanya, ditambah contoh-contoh yang sering kita temui dalam pendidikan ada dalam buku ini. Ketika membaca buku ini, pembaca diajak untuk mengenal Paulo Freire, seorang filsuf dan ahli pendidikan yang sangat getol memperjuangkan gagasannya yaitu pendidikan yang membebaskan, dimana pendidikan harus menjadi cara untuk membebaskan peserta didik dari segala macam bentuk penjajahan. Secara gamblangnya, pendidikan yang mendidik menjadikan manusia mempunyai hak yang sama dalam pendidikan.

Ada beberapa konsep salah kaprah yang sudah turun-temurun diterapkan dalam pendidikan kita dibahas satu persatu, dimulai dari konsep pendidikan yang digambarkan dengan mengisi gelas kosong, pengaburan sejarah dalam pendidikan yang sengaja dilakukan orang-orang yang memegang kekuasaan dalam politik, anggapan bahwa peserta didik yang mendebat gurunya dinilai tidak sopan, konsep pendidikan yang hanya berorientasi kepada kebutuhan pasar yang menjadikan peserta didik tak ubahnya robot, dll.

Sebuah kalimat yang menarik dalam buku ini terdapat di halaman 65, yang berbunyi "Pendidikan anak, sampai pendidikan pascasarjana, sebaiknya membangun kemampuan berpikir sendiri dan berani tidak setuju, termasuk tidak setuju kepada guru," Konsep Paulo Freire mengajarkan kita untuk berani tidak setuju, berani kritis, namun tetap menghargai perbedaan pendapat, bahkan seorang peserta didik diperbolehkan untuk berbeda pendapat dengan gurunya, karena dalam konsepnya bukan seorang guru yang mencerca peserta didik dengan segala ilmu yang dikuasai, melainkan menjadi pendamping peserta didik dalam memilih mana yang ia senangi dan mana yang ingin ia pelajari.

Penulis harus mengakui cukup sulit untuk menemukan kekurangan dalam buku ini, karena selain gaya bahasa yang mudah untuk dipahami, juga kesan lugas ketika mengungkap fakta-fakta yang ada, selain itu buku ini tidak banyak menggunakan istilah-istilah yang sulit dimengerti. Akhir kata, semoga pendidikan yang membebaskan tak hanya diterima tetapi juga bisa diterapkan.

Demikian pembahasan mengenai contoh resensi buku pendidikan yang berjudul Pendidikan yang Membebaskan. Semoga bermanfaat. 


EmoticonEmoticon