Monday, October 1, 2018

Langkah-langkah Penyusunan Soal HOTS

Tags



Soal HOTS (High Order Thinking Skill) adalah soal yang menuntut penalaran tinggi dan menantang testee (peserta tes atau peserta ujian) untuk (1) mengaitkan hubungan antar konsep (transfer konsep), (2) memproses informasi yang tersaji dalam bentuk stimulus soal, dan (3) menggunakan informasi untuk mendapatkan jawaban. Ciri utama soal HOTS adalah proses kognitif tinggi (penalaran) dan contextual asessmeent. Proses penalaran, meliputi: menganalisis, mengevaluasi dan menyimpulkan. Soal-soal HOTS merupakan asesmen yang berbasis situasi nyata dalam kehidupan sehari-hari.  Meskipun demikian, soal-soal HOTS tidak berarti soal yang sukar.

Langkah-langkah Penyusunan Soal HOTS
Untuk menulis butir soal HOTS, penulis soal dituntut untuk dapat menentukan perilaku yang hendak dirukur dan merumuskan materi yang akan dijadikan dasar pertanyaan (stimulus) dalam konteks tertentu sesuai dengan perilaku yang diharapkan. Selain itu uraian materi yang akan ditanyakan (yang menuntut penalaran tinggi) tidak selalu tersedia di buku pelajaran. Oleh karena itu dalam penulisan soal HOTS, dibutuhkan penguasaan materi ajar, keterampilan dalam menulis soal (konstruksi soal), dan kreativitas guru dalam memilih stimulus soal sesuai dengan situasi dan kondisi di sekitar satuan pendidikan. Berikut dipaparkan langkah-langkah penyusunan soal-soal HOTS.
1. Menganalisis KD yang dapat dibuat soal-soal HOTS
Terlebih dahulu guru memilih KD yang dapat dibuatkan soal-soal HOTS. Tidak semua KD dapat dibuatkan soal model-model soal HOTS. Guru-guru secara mandiri atau melalui forum MGMP dapat melalukan analisis terhadap KD yang dapat dibuatkan soal-soal HOTS.
2. Menyusun kisi-kis soal
Kisi-kisi penulisan soal-soal HOTS bertujuan untuk membantu para guru dalam menulis butir soal HOTS. Secara umum, kisi-kisi tersebut diperlukan untuk memandu guru dalam : (a) memilih KD yang dapat dibuat soal-soal HOTS, (b) memilih materi pokok yang terkait dengan KD yang yang akan diuji, (c) merumuskan indikator soal, dan (d) menentukan level kognitif.
3. Memilih stimulus yang menarik dan konstekstual
Stimulus yang digunakan hendaknya menarik, artinya mendorong testee untuk membaca stimulus. Stimulus yang menarik umumnya baru, belum pernah dibaca oleh testee. Sedangkan stimulus kontekstual berarti stimulus yang sesuai dengan kenyataan dalam kehidupan sehari-hari, menarik mendorong peserta didik untuk membaca. Dalam konteks Ujian Sekolah, guru dapat memilih stimulus dari lingkungan sekolah atau daerah setempat.
4. Menulis butir pertanyaan sesuai dengan kisi-kisi soal
Butir-butr pertanyaan ditulis sesaui dengan kaidah penulisan butir soal HOTS. Kaidah penulisan butir soal HOTS, agak berbeda dengan kaidah penulisan butir soal pada umumnya. Perbedaanya terletak pada aspek materi, sedangkan pada aspek konstruksi dan bahasa relatif sama. Setiap butir soal ditulis pada kartu soal. 
5. Membuat pedoman penskoran (rubrik) atau kunci jawaban
Setiap butir soal HOTS yang ditulis hendaknya dilengkapi dengan pedoman penskoran atau kunci jawaban. Pedoman penskoran dibuat untuk bentuk soal uraian. Sedangkan kunci jawaban dibuat untuk soal pilihan ganda, pilihan ganda kompleks (benar/salah, ya/tidak) dan isian singkat. 


EmoticonEmoticon